Minggu, 15 Januari 2012

Cerpen "Be Happy"

Malam yang indah kini telah tiba. Suara keramaian dari luar terdengar sangat jelas dari dalam. Keempat member Westlife sedang mempersiapkan diri untuk konser malam ini. Setelah beberapa menit mereka telah siap dengan memakai baju serba hitam. Kemudian mereka berempat berkumpul dan berdoa sebelum memulai konsernya. “Semangat”, teriak mereka berempat secara bersamaan.

Shane, Mark, Nicky dan Kian telah tiba diatas panggung yang megah. Mereka siap untuk mengguncang panggung malam ini. Dengan lighting dan musik  yang begitu sempurna. Penonton yang begitu antusias untuk melihat mereka tak henti-hentinya memanggil “I love you Westlife”.

“Are you ready”, teriak semua member Westlife. Seluruh Westlifer pun berteriak “Always ready”. Alunan musik telah dimulai. Membuat seluruh penonton teriak histeris. Lagu “Lighthouse” adalah lagu pembuka konser Westlife malam ini. 
You're the light in the dark
You're the seat in the park
You're the lighthouse
You're the lighthouse
That I need
You're the key to the door
You're the port in the storm
And I need to find a shore
When I can't swim anymore
You always guide me back to solid ground
You're my lighthouse

Semua penonton terhanyut dalam performance boyband satu ini dan membuat mereka ikut bernyanyi. Disusul dengan lagu kedua “World Of Our Own”. Lagu yang lumayan energik disertai dengan koreografi yang diperlihatkan oleh semua member Westlife.

Setelah Shane, Mark, Nicky dan Kian menyanyikan 14 lagu, kini tiba saatnya dipenghujung acara. Wajah tampan mereka dipenuhi dengan tetesan keringat. Diwakilkan oleh Shane, Westlife mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan Westlifer yang sangat mencintai musik mereka dan selalu mendukung karya-karyanya. Acara konser malam itu ditutup dengan lagu “Beautiful World”, lagu yang dinantikan oleh semua Westlifer.

Setelah konser selesai, semua member Westlife pulang ke Apartemen dengan didampingi oleh beberapa bodyguard. Sesampainya di apartemen, mereka berkumpul di ruang tamu. “Sekali-sekali kita liburan yuk”, ajak Mark sembari makan snack. “Aku setuju”, sahut Nicky dengan matanya setengah terpejam karena mengantuk. Shane dan Kian mengangguk setuju. Liburan kali ini akan berbeda dengan liburan sebelumnya. Mereka sepakat untuk tidak memberitahukan siapapun tentang rencana ini. Mengambil waktu yang pas karena tidak ada jadwal manggung. Mereka berencana liburan untuk bermain sky dan akan melakukan penyamaran supaya media atau penggemar tak mengetahuinya. Mereka juga tidak mengajak bodyguard untuk menjaga mereka. “Aku tidak yakin rencana ini berhasil. Bagaimana kalau ketahuan oleh fans, mereka akan mengejar kita”, jelas Kian tak yakin. “Pasti berhasil”, Mark meyakinkan sembari menepuk pundak Kian.

Keesokan paginya mereka telah siap untuk pergi berlibur. Dengan celana Jeans dipadukan dengan kaos dan jaket tebal tak lupa memakai topi dan kaca mata hitam. Barang-barang sudah siap dibagasi mobil. Mereka segera meluncur ketempat tujuan. Nicky mengendarai mobil dan disampingnya Mark. Shane dan Kian duduk dibelakang dengan santai. Mark menyalakan radio yang ada di mobil. Kebetulan hari ini adalah acara TOP 20 Countdown. Dengan sabar mereka menunggu sampai penyiar radio membacakan siapa yang jadi jawara minggu ini. Tentu saja mereka berharap lagu “Beautiful World” menjadi jawara. Kesabaran mereka terjawab sudah, lagu Beautiful World menjadi jawara di minggu ini dan dalam tiga minggu berturut-turut menjadi jawara. Mereka bersorak gembira.

Setelah perjalanan yang cukup jauh Shane, Mark, Nicky dan Kian telah sampai ditempat tujuan. Karena tiba ditempat liburan terlalu sore, mereka memutuskan bermain Sky dan Salju esok hari. “Nanti malam main Billiard yuk”, ajak Mark dengan semangat. “Oke aku setuju”, jawab Kian. Sedangkan kedua member Westlife yaitu Shane dan Nicky memilih tidak ikut karena ingin beristirahat.

Mark dan Kian telah siap untuk pergi main Billiard. “Shane and Nicky, kalian ngak ikut nih”, tanya Kian. “Tidak ah. Kenapa kalian memakai kumis?”, tanya Shane dan Nicky serentak. “Takut ketahuanlah”, jawab Mark dan langsung meninggalkan Shane dan Nicky di Hotel. Setelah sampai ditempat Billiard Mark dan Kian segera memulai permainannya. Mark merasa ada yang mengamatinya. Mereka berdua seakan tidak nyaman karena mereka takut ada yang menyadari bahwa mereka adalah member Westlife. Disaat Mark ingin memukul bola, ada seorang perempuan menghampirinya. Mark berhenti dan merasa gugup. “Sepertinya aku mengenalmu”, tanya perempuan itu tak yakin. “Oh ya”, jawab Mark dengan gugup. “Kamuuuu...”. sebelum perempuan itu menyadari siapa Mark, Kian langsung mengajak Mark untuk pulang ke Hotel dan tidak mempedulikan perempuan yang mendekati Mark.

Mark dan Kian sampai di Hotel dengan terengah-engah. “Tuh kan rencana kita ngak mungkin berhasil. Gimana kalau besok kita ketahuan”, jelas Kian ketakutan. “Tenanglah, semua pasti berjalan lancar. Lagi pula hanya sehari besok kan”, jawab Mark meyakinkan. Sedikit kecewa karena gagal bermain Biliard. Kemudian mereka mematikan lampu dan tidur. Mempersiapkan tenaga untuk esok hari. Mereka tidak ingin acara liburan kali ini berantakan.

Pagi yang cerah, mentari pagi mulai menampakkan sinarnya. Menyapa penghuni Bumi ini. Memberikan kehangatan dimusim yang dingin ini. Shane, Mark, Nicky dan Kian segera berangkat menuju tempat bermain Sky. Dengan menggunakan jaket tebal, topi dan kacamata hitam. Tak ketinggalan kumis palsu supaya tidak ada yang mencurigai keberadaan mereka. Terlihat orang-orang bermain dengan riang ditengah ramainya pengunjung. Mereka sangat berhati-hati dalam bersikap jangan sampai ada yang mengetahui siapa mereka sebenarnya.

Diawali dengan pemanasan. Keempat member Westlife mencoba bermain Sky secara perlahan. Meluncur ke bawah dan mendarat dengan sempurna. “Ini sungguh-sungguh mengasyikkan”, seru Nicky kepada teman-temannya. “Iya, liburan tanpa ada bodyguard yang selalu mengawasi kita. benar-benar bebas”, sahut Shane. Mereka berempat melanjutkan permainannya.

“Sekarang kita bertanding. Shane lawan Nicky dan Mark lawan Kian. Siapa yang paling cepat sampai dipohon dibawah sana dialah yang menang. Dan pemenangnya berhak menghukum yang kalah”, jelas Mark menyampaikan cara permainan. Shane, Nicky dan Kian mengangguk setuju. Mereka berempat bersiap-siap untuk memulai permainan. Dalam hitungan ketiga mereka segera meluncur dengan cepat. Game pertama dimenangkan oleh Mark dan Nicky. Sesuai peraturan yang disampaikan Mark bahwa pemenangnya boleh menghukum yang kalah. Shane dan Kian hanya bisa pasrah menerima apapun hukuman mereka. Mark dan Nicky pun tertawa senang. Mereka berdua segera mengambil salju dan mengepalnya. Mark dan Nicky saling memandang dan kemudian melemparkan kepalan salju itu kearah Shane dan Kian secara bersamaan. Karena Shane dan Kian menghindar, salju tidak mengenainya. Mereka pun berkejar-kejaran sampai Mark dan Nicky berhasil melempar salju ke tubuh Shane dan Kian.

Mereka melanjutkan dengan game kedua. Permainan masih sama dengan game pertama. Namun di game yang kedua ini posisi berubah, pemenangnya adalah Shane dan Kian. Giliran mereka yang menang dan tertawa. Mereka mempunyai rencana untuk menghukum Nicky dan Mark. “Kalian harus menggendong kita dari sini sampai ditempat anak kecil berdiri itu sambil menyanyikan lagu Something Right”, jelas Kian sembari menunjuk kearah seorang anak kecil. “Apa”, tanya Mark dan Nicky bersamaan seakan tak percaya.

“Kalian tega banget sih, masak menghukum kita dengan kayak gini”, protes Mark. “Kan kamu sendiri yang bilang yang menang berhak menghukum yang kalah. Jadi kita ngak salah dong”, bantah Shane dengan sedikit tertawa diikuti oleh Kian. Para pengunjung sedang asyik bermain Sky. Berlalu lalang bahkan ada yang terjatuh dan terguling. Namun mereka semua sangat menikmatinya.

Mark dan Nicky membenarkan posisi topi dan kumis mereka sebelum melaksanakan hukuman dari Shane dan Kian. Tak lama kemudian Mark dan Nicky segera menggendong Shane dan Kian dengan menyanyikan lagu mereka sendiri “Something Right”. Para pengunjung menghentikan permainnnya karena mendengar suara Mark dan Nicky yang sedang bernanyi. Karena Mark dan Nicky menyanyikan lagu Something Right membuat sebagian pengunjung bertanya-tanya siapa mereka sebenarnya. Kenapa suaranya tak asing lagi ditelinga mereka.

 Tak lama kemudian Mark dan Nicky sampai tepat disamping anak kecil yang dari tadi berdiri disana. Mark dan Nicky langsung terkapar diatas salju putih yang sangat dingin. Mereka terengah-engah karena kelelahan menggendong temannya. Tanpa mereka sadari anak kecil yang didekat mereka sedang memperhatikan mereka dengan curiga. “Mark... kamu kan Mark Westlife”, kata anak kecil itu dengan suara keras membuat para pengunjung terdiam dan segera memperhatikan Mark yang sedang terkapar.

Shane menyadari bahwa kumis Mark lepas dan iapun segera memberikan isyarat kepadanya namun Mark tak mengerti apa yang dimaksud Shane. “Westlife... Westlife...”, teriak anak kecil itu setelah memperhatikan empat laki-laki yang sedang ada didekatnya. Teriakan itu membuat para pengunjung berlari mendekati keempat member Westlife. Shane, Mark, Nicky dan Kian segera berlari sekencang-kencangnya menghindari kejaran fans. Para pengunjung yang mengidolakan Westlife berlari mengejar namun Westlife tak bisa mereka temukan.

Dengan terengah-engah Shane, Mark, Nicky dan Kian sampai didalam mobil mereka. Menghela nafas panjang dan mengaturnya. Terlihat dari kaca spion mobil beberapa fans mendekati mobil yang mereka tumpangi. Kian segera tancap gas dan melaju cepat sekali. “Sepertinya kita sudah aman”, ketus Kian memecah keheningan. Mereka kembali ke Hotel untuk mengambil barang-barang dan check out saat itu juga.

Mereka berempat melanjutkan perjalanan pulang ke apartemennya. “Benar kan dugaanku rencana kita ngak berhasil”, ucap Kian sembari menyetir mobil. “Sorry, tapi liburan kita sangat menyenangkan ya kan? Walaupun kita ketahuan”, jawab Mark. “Iya benar, liburan kali ini memang berbeda dan mengasyikan”, sahut Nicky. “Aku yakin pasti wartawan sedang mencari berita tentang hal ini”, ucap Shane.

Akhirnya mereka sampai di apartemen. Begitu keluar dari mobil mereka langsung dihadang banyak wartawan yang mengelilingi mereka. Berbagai pertanyaan telah dilontarkan oleh beberapa wartawan yang belum ada terjawab oleh member Westlife.

Westlife membuat Pers Confrence. Mereka menyatakan bahwa Westlife memang sengaja ingin liburan tanpa adanya pengawasan dari pihak manapun. Tanpa Bodyguard, media dan fans. Semua ini memang sengaja kami rahasiakan. Sebuah ide dari Mark yang kemudian kami semua menyetujuinya karena ini adalah sebuah tantangan untuk kami. Bukan berarti kami tidak menghargai kalian tetapi kami hanya ingin sesuatu yang berbeda dan membuat kami merasa asyik. Karena kami ingin merasakan kebebasan dalam kebersamaan.”We want to be happy”. Thank you and love you.



^__^
The End


By : Bintang, 15 Januari 2012