Jumat, 16 Maret 2012

Benarkah Ada Bakat Menulis?

Dulu, aku sama sekali tidak suka pelajaran Bahasa Indonesia khususnya tentang Puisi, Pantun dan Karangan.
Tidak tahu kenapa aku tidak menyukainya. Hanya saja ku merasa tidak bisa menulis tentang Puisi, Pantun atau Karangan. Setiap ada PR untuk membuat sebuah karangan aku selalu bingung aku harus membuat karangan cerita seperti apa? Setiap sang Pena ingin aku goreskan selalu hampa yang ada dalam otakku. Akhirnya aku membuat karangan seadanya saja [semampuku]. Tentu saja karena aku takut dimarahi Ibu / Bapak Guru makanya ku mencoba untuk membuatnya walaupun hasilnya yah jauh dari kata baik.
Rasa takut telah memicuku untuk membuat sebuah karangan waktu itu.

Kini, kusadari bahwa tulisan kita akan menjadi lebih baik jika kita menulisnya dari Hati, dengan tulus dan kejujuran bukan karena rasa takut.

Hingga di suatu waktu aku telah terlahir di dunia yang baru aku tapaki yaitu Dunia Maya. Dunia Maya yang berawal dari Facebook. Facebook yang bisa untuk membuat Note. Sering kali inginku menuliskan sesuatu di dalam Note Facebook namun aku merasa tidak bisa dan malu. Tiba-tiba ada seorang sahabat yang memintaku untuk membaca sebuah Note temannya. Note itu berisikan tentang cerita Ayah sang Penulis yang sudah meninggal dan sudah memasuki 40 hari setelah Ayahnya meninggal. Tulisan itu seperti menarikku jauh ke dalam cerita itu. Dan tak dapat ku hindari bahwa air mata ini pun menetes deras. Bagaikan aku mampu merasakan apa yang dirasakan si Penulis itu. Kemudian aku berkomentar disana dan mulai dari sini aku dan si penulis itu bersahabat di Facebook. Entah mengapa setelah membaca 2 atau 3 Note dia, rasa ingin menulis datang menghampiriku. Banyak pelajaran yang aku ambil dari sahabatku itu. Bahwa menulis dengan Hati dan Kejujuran akan membuat hati kita lega dan hasil tulisan juga lebih baik. Karena semua yang dia tulis itu ternyata kisah nyata dalam kehidupannya. Cerita yang sedih namun dia mampu berbagi pengalaman hidupnya dengan orang lain. Banyak memberikan pesan-pesan yang baik di setiap tulisan yang ia sampaikan.
Dari tata bahasa memang belum sempurna tapi dari segi cerita sungguh luar biasa. Yah, sahabatku ini memang mempunyai jiwa menulis yang tinggi. Sampai beberapa bulan yang lalu dia membuat cerpen yang bagus. Semakin menarik dan semakin tertata rapi. Aku tidak segan-segan memberinya masukan atau dorongan. Namun setelah membaca cerpen yang terakhir kubaca sampai saat ini aku belum bertemu lagi dengannya. Harapanku semoga sahabatku ini akan selalu menulis. Karena aku yakin dia mempunyai jiwa menulis yang sangat baik. Aku rindu tulisannya dan aku rindu dengan sahabatku.

Setelah rasa ingin menulis itu menghampiriku, aku mulai mencoba untuk membuat sebuah Note.
Kata demi kata sederhana ku coba merangkainya. Dan ternyata aku ketagihan. Menjadi sering menulis walaupun bukan cerpen. Jujur, aku jadi sering menulis mungkin karena rasa sedih yang aku alami. Dan ada seorang sahabat sering membaca tulisanku. Pastinya senang ya kalau ada yang membaca tulisan kita dan ada yang memberikan saran kritiknya. Ditambah lagi sahabatku ini sangat menyuportku dalam hal menulis. Karena dia juga aku menjadi suka menulis.

Walau ada yang bilang aku mempunyai bakat menulis tapi justru membuatku bertanya-tanya. Benarkah aku mempunyai bakat menulis? Sedangkan tulisanku hanya sekedar curahan hati. Merasa sulit untuk berimaginasi. Sebenarnya tidak penting mempunyai bakat atau tidak. Yang jelas selama ini setiap menulis karena aku memang ingin menulis dan mengungkapkan isi hatiku. Aku ingin menulis disaat aku memang ingin menulis. Walau aku menyadari tidak ada Bakat menulis dalam diriku. Kenapa aku berpikir seperti ini.
Entahlah, aku sendiri bingung.
Hanya saja beberapa bulan terakhir ini aku hampir tidak pernah menulis. Setiap ingin menulis selalu tidak juga ku mulai. Padahal ada beberapa ide untuk membuat cerpen. Tapi setiap ku membuka Ms. Word di komputer aku hanya diam dan memandanginya. Terkadang ada sebuah judul dan beberapa paragraf yang ku tulis. Tapi kadang juga hanya layar Ms. Word kosong tanpa huruf. Ujung-ujungnya aku klik tanda silang merah [Close] dan beralih ke Video-video Kim Hyun Joong dan SS501 atau Variety Show yang selalu membuatku tertawa.
Ini bukan ciri-ciri orang yang mempunyai bakat menulis kan? Aku pun tak mengerti dengan diriku kenapa setiap aku ingin menulis di depan komputer selalu saja gagal. Masalahnya bukan ada pada mempunyai bakat menulis atau tidaknya. Mungkin lebih kepada "Niat dan suasana hati".
Mungkin juga lelah karena sehari sudah beraktivitas. Dan aku pun tak bisa bertahan lama jika harus duduk di depan komputer. Punggung ku tidak mendukungku karena jika duduk didepan komputer lebih dari 1 jam akan sakit. Sebenarnya tak ingin mengeluh tapi bagiku itu mempengaruhi juga karena membuatku tak ingin duduk lama-lama. Kadang bosan dan memilih untuk melihat Dvd yang lucu bisa menghiburku.

Suasana hati yang bahagia, sedih dan bosan. Bagiku ini bisa menentukan apa aku bisa menulis. Sejauh ini tulisanku dibuat disaat suasana hatiku sedih. Jarang sekali aku membuat tulisan dalam suasana hati yang bahagia atau bosan. Disaat sedih jauh lebih mudah untuk menulis, mengeluarkan semua yang ada diperasaan dan pikiran tak perlu berimaginasi. Di saat sedih ibaratnya aku menulis dengan kalimat-kalimat yang langsung bisa aku tulis tanpa harus berfikir kalimatnya sudah benar atau tidak. Semua keluar begitu saja. Berbeda disaat aku bahagia atau bosan. Terkadang aku harus berfikir terlebih dahulu untuk membuat kalimat yang pas. Cerita yang bagus. Apa mungkin aku tipe orang yang egois. Disaat sedih mau menceritakan walau dalam bentuk tulisan dan disaat bahagia aku tak mampu menulisnya! Sekali lagi "entahlah". Aku ingin bisa membuat tulisan yang sedih dan pembaca bisa merasakan kesedihan didalam cerita itu. Aku ingin bisa membuat tulisan yang bahagia dan pembaca bisa merasakan kebahagiaan itu. Aku pikir jika pembaca larut dalam isi cerita itu artinya aku berhasil mengaduk-aduk perasaan pembaca. Tapi tidak pernah bisa setiap membuat cerpen selalu datar-datar saja. Setiap ku membaca cerpenku sendiri, aku merasa tulisanku itu kaku tidak luwes. Bagaimana caranya ya membuat tulisan yang luwes saat dibaca!

Ada yang bilang Puisiku mudah dimengerti. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Puisi? Puisi? Apakah tulisanku itu bisa disebut puisi? Aku sendiri tidak mengerti tentang puisi. Kriteria tentang puisi sama sekali tidak tahu. Aku tak pernah berniat membuat puisi. Aku hanya menulis dengan bahasa sederhana yang ku keluarkan dari hati. Kalau memang disebut Puisi, apakah puisi itu seperti ini?
Intinya aku kurang mengetahui tentang Ilmu Menulis. Karena aku memang tak pernah mempelajarinya. Disaat temanku yakin kalau aku mampu membuat cerpen. Aku sendiri bingung membuat cerpen itu seperti apa?
Dan sedikit demi sedikit aku tahu setelah membaca cerpen temanku.
Aku memang harus banyak belajar. Mengasah otakku biar tajam ~¿~

Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba membuat tulisan ini. Awalnya hanya iseng-iseng membuka Note Facebook dan memilih untuk membuat Note. Tulisan ini ku tulis sejak kemarin malam mulai jam 7. Tapi setiap menulis beberapa kalimat aku tinggal nonton Tv, makan dan lain-lain. Sudah terbukti bahwa aku memang tidak pernah bisa fokus dalam menulis. Tidak bisa fokus langsung menyelesaikan tulisan ini. Sering seperti ini.

Sepertinya cara berfikirku salah. Adakah yang bisa memberikan masukan atau saran. Sekali lagi tulisan ini ku buat karena aku merasa Bosan.
Bosan Tingkat Berat [BTB].


By : Bintang, 8 Maret 2012