Minggu, 14 Desember 2014

73 Hari Yang Berharga



29 Juni 2014
Waktu adalah bagian yang berharga untuk kita. Setiap hari, jam, menit bahkan detik. Tapi tidak semua orang mampu menghargai waktu yang telah diberikan kepada kita. Ya, termasuk aku sendiri yang telah lama membuang waktu percuma karena tidak aku gunakan dengan sebaik-baiknya. Mungkin, sekarang ini adalah penyesalanku yang tak mungkin bisa aku tebus kembali. Tulisan kali ini berkesinambungan dengan tulisanku sebelumnya yang berjudul “Hidup adalah satu kesempatan”.
4 Juni 2014
Ketika aku memasuki dunia kerja yang baru saja aku jalani, aku sangat menikmatinya dan senang walaupun pekerjaannya sangat sulit, banyak tantangan dan juga resiko bahaya. Hari pertama memasuki lokasi pabrik sempat hampir membuatku menyerah karena belum mampu beradaptasi di tempat yang baru. Karena lokasi yang super panas langsung membuat tubuhku melemah. Punggung, perut dan kaki seakan tak mampu menopang seluruh tubuh ini.
Ada yang membuatku terkejut ketika melihat para operator yang sedang sibuk menunggu mesin. Banyak yang sudah ibu-ibu bahkan nenek-nenek bekerja di pabrik ini. Iseng-iseng ku bertanya kepada salah satu operator “Sudah berapa tahun bu, bekerja di sini”? Beliau menjawab “Sepuluh tahun”. Aku seketika terkejut mendengar jawaban dari ibu tadi. Aku bertanya lagi kepada beberapa operator dengan pertanyaan yang sama. Dan semakin terkejutnya aku mendengar jawaban mereka. Ada yang sudah 16 tahun, bahkan paling lama sudah bekerja selama 23 tahun. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Hebat sekali mereka menghabiskan separuh umurnya untuk bekerja di sini. Aku sangat salut terhadap mereka yang sangat pekerja keras. Waktu itu dalam hatiku mengatakan “Mereka mampu bertahan sampai 23 tahun, lalu aku! Sehari saja rasanya sudah tidak kuat”. Baru beberapa menit di dalam pabrik, keringatku langsung mengucur. Mungkin aku belum pernah merasakan kepanasan sampai seperti itu. Salah satu temanku waktu itu langsung sakit perut dan masuk angin. Ketika selesai istirahat gantian aku sendiri yang sakit perut dan punggung. Aku selalu bertanya-tanya pada diri sendiri waktu itu, kira-kira aku akan bertahan berapa lama di sini. Aku berpikir, mungkin hanya beberapa hari aku sudah mengundurkan diri. Ya, aku sempat berpikir ingin menyerah.
Hari kedua, pengalaman baru aku dapatkan. Jujur, semakin hari semakin sulit ilmu yang kupelajari di sini. Ketika aku mulai dengan membuat kesalahan aku sangat ketakutan waktu itu. “Ahh, betapa bodohnya aku”. Tentu saja aku langsung mendapat teguran dari Trainernya. Sungguh, aku takut sekali waktu itu.
10 Desember 2014
Aku baru menyadari bahwa bekerja di pabrik memang tidak mudah. Baru dimasukkan ke Shift saja aku langsung di opname. Sungguh memalukan. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mengundurkan diri karena mempertimbangkan dengan fisikku yang tidak kuat masuk shift malam.
Terhitung 73 hari aku bekerja di Pabrik itu. Jujur saja, jika fisikku memang kuat aku ingin sekali bisa meneruskan bekerja di sana. Tapi yah, apa boleh buat keadaanku tidak memungkinkan.
Meskipun hanya 73 hari aku bekerja, aku mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman yang menurutku itu sangat berharga. Tidak hanya mendapat ilmu dan pengalaman tetapi aku juga mendapat seorang sahabat yang baik. Dan dia sudah aku anggap seperti kakakku sendiri. Terima kasih untuk 73 hari yang berharga ini Ya Allah....

Bintang, 10 Desember 2014